Pura Agung Blambangan Menghiasi Kostum BEC Siswi SMA Negeri 1 Glagah

Oleh : Joko P.Susanto (05)

Para pembina dari SMAN 1 Glagah dari kanan Irawan S.,S.Kom., Sandra Tisyarini,S.Pd.,Anik Pujiastuti,S.Pd.,dan Nuryadin, S.Pd.

SMANSA JAYA !!! Karnaval megah Banyuwangi Ethno Carnival ( BEC ) kembali digelar pada hari Sabtu,27 Juli 2019, tepatnya dari jalan Veteran, di kawasan Taman Blambangan, jalan Susuit Tubun,jalan PB. Sudirman, jalan Jaksa Agung Suprapto, dan finish di Stadion Diponegoro.

Banyuwangi Ethno Carnival ( BEC ) tahun ini mengangkat tema The Kingdom of Blambangan dengan menyajikan kostum yang indah dan megah. Kostum Banyuwangi Ethno Carnival ( BEC ) yang indah dan megah itu terbagi dalam sepuluh sub tema yang sarat dengan makna historis tentang kejayaan Kerajaan Blambangan sebagai cikal bakal Banyuwangi.

Sepuluh Subtema tersebut meliputi kedhaton,raja,putri,resi sapta manggala, pusaka kerajaan, pelabuhan Loh Pangpang, Pura Agung Blambangan, kapal Jong Blambangan, setinggil, dan nelayan.

Sintya siswi kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Glagah membawakan subtema “Pura Agung Blambangan”,sehingga kostum yang dikenakan Sintya tampak bentuk Pura Agung pada bagian punggung, dan tampak gagah dibagian sayapnya yang dihiasi pula dengan dua payung susun tiga berwarna merah dan dihiasi benang warna emas. Tatawarna dengan warna dasar hitam yang dihiasi dengan warna merah,putih,kuning emas semakin membuat gagah dan megah,serta semakin indah.

Karnaval yang megah ini disaksikan ribuan warga Bumi Blambangan bahkan  tampak juga para wisatawan dari manca negara. Event BEC bisa menjadi ajang promosi pariwisata Banyuwangi.

Karnaval megah Banyuwangi Ethno Carnival ( BEC ) diawali  dengan sendratari yang berkisah tentang “Amuke Satria Blambangan”, selanjutnya diikuti oleh parade kehormatan, dan ratusan yang menggambarkan tema “The Kingdom of Blambangan”. Sendratari”Amuke Satria Blambangan”menggambarkan suatu peristiwa dalam sejarah di Bumi Blambangan yang sangat melegenda di hati masyarakat Banyuwangi, yaitu Prabu Minak Jinggo yang menagih janji kepada Majapahit. Peristiwa itulah yang bisa menimbulkan semanagat perjuangan yang sangat tinggi bagi masyarakat Blambangan sampai saat ini. Pada akhir sendratari “Amuke Satria Blambangan” itu ditutup dengan bait terakhir dari lagu Umbul-umbul Belambangan karya B.S. Nurdian, sebagai berikut :

Ganda arume getih Sritanjung yo magih semebrung

Amuke Satria Menak Jinggo magih murub ring dhadha

Magih kandel kesaktenane Tawang Alun lan Agung Wilis

Magih murub tekade Sayu Wiwit lan pahlawan petangpuluh lima

Ngadega jejeg……ngadega jejeg…….Umbul-umbul Belambangan

Ngadega jejeg adil lan makmur Nusantara………….

( JPS05 ).

Foto dokumen SMAN 1 Glagah

Bagikan :

WeCreativez WhatsApp Support
Assalamualaikum....