Penulis: Mohammad Syahid Satria, S.Pd
BANYUWANGI, SMAN 1 GLAGAH – Bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender hijriyah, yang memiliki makna penting bagi umat Islam. Di bulan ini, Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah. Tak hanya itu, di bulan Muharram juga terdapat hari yang istimewa, yaitu hari Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram.
Untuk memperingati bulan penuh berkah ini, SMAN 1 Glagah menggelar acara tasyakuran dan doa bersama di Gedung Aula pada Selasa, (23/07), sebagai peringatan 10 Muharram 1446. Acara tersebut dihadiri oleh Kepala SMAN 1 Glagah, Bapak Abdullah, S.Pd, M.T, beserta seluruh guru dan tenaga administrasi sekolah.
Acara tasyakuran ini diwarnai dengan hidangan tumpeng dan bubur Asyura, makanan yang erat kaitannya dengan kisah Nabi Nuh ketika selamat dari banjir bandang pada 10 Muharam. Saat itu, Nabi Nuh meminta umatnya untuk menghimpun biji-bijian dan memasaknya, yang kini dikenal dengan nama bubur Asyura.
Dalam sambutannya, Bapak Abdullah mengungkapkan bahwa kegiatan yang setiap tahun diadakan ini, adalah bentuk penyambutan dari datangnya Hari Asyura yang penuh kemuliaan. Acara ini juga menjadi momentum untuk merefleksikan diri agar dapat memperbaiki pribadi masing-masing.
“Hari sepuluh Muharram atau Hari Asyura merupakan hari bersejarah. Banyak peristiwa penting terjadi pada hari itu di masa lalu, yang dapat kita jadikan pelajaran di masa kini,” kata Bapak Abdullah.
Beberapa peristiwa penting yang disebutkan antara lain Nabi Adam AS bertobat kepada Allah dari dosa-dosanya dan tobat tersebut diterima oleh-Nya, berlabuhnya kapal Nabi Nuh di bukit Zuhdi dengan selamat setelah banjir besar, dan selamatnya Nabi Ibrahim AS dari api yang dibakar oleh Namrud.
Selain itu juga terdapat peristiwa Nabi Yunus AS selamat keluar dari perut ikan hiu, Nabi Ayyub AS disembuhkan dari penyakitnya, serta Nabi Musa AS dan Bani Israil selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah.
Bapak Abdullah berharap agar seluruh keluarga besar SMAN 1 Glagah mendapatkan banyak pahala dan barokah serta dapat menjadi insan manusia yang lebih baik lagi kedepannya.
“Dengan memperingati Hari Asyura, kita bisa mengambil pelajaran dari perjuangan para Nabi dan Rasul terdahulu. Peristiwa masa lalu adalah cermin untuk memisahkan kebenaran dan kebathilan, agar dapat menjangkau masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, kegiatan ini juga diisi dengan tausiyah oleh Ustadz Mochamad Harris Setiyawan, S.Ag, Guru Pendidikan Agama Islam dan ditutup dengan doa bersama, lalu dilanjutkan dengan ramah tamah serta makan bersama.***